Cara Modus Kecurangan SPBU

Trik cara petugas SPBU nakal untuk berbuat curang dalam mengurangi takaran pengisian bahan bakar baik bensin, solar, pertamax, pertalite memang tidak sedikit jumlahnya.

Oknum petugas nakal pada beberapa SPBU ini setidaknya mencoreng nama baik Pertamina dalam penyediaan bahan bakar kendaraan bermotor di Indonesia.

Berikut ini pengakuan salah seorang operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di daerah, Jakarta Timur seperti dilansir dari Merdeka.com.

Cara Modus Kecurangan SPBU

Nama pegawai itu berisial MAK dan usianya 30 tahun. Sejak tahun 2004, dia sudah menjadi pegawai SPBU dan lumayan mahfum betul pola-pola kecurangan dilakukan ketika dia bekerja. Meski tak semua SPBU melakukan hal serupa, namun kecurangan ini dia jelaskan dengan berbagai macam cara.

Jenis macam cara mencurangi pengisian bahan bakar di SPBU bisa dengan berbagai cara dan triknya. Salah satunya adalah dengan memainkan mesin dispenser pengisian BBM. Menurut MAK, mesin dispenser pengisian bahan bakar terkadang suka dimainkan untuk menangguk keuntungan.

Caranya ialah dengan memainkan flow meter yaitu alat untuk mengatur kecepatan arus dan jumlah BBM yang dikeluarkan oleh pompa dispenser sesuai angka. Biasanya ini bakal diketahui jika si pengisi bensin jeli dengan jumlah pembeliannya.

Misal, jika si pembeli mengisi bensin sebanyak dua liter. Bensin yang dituangkan melalui selang dispenser sejatinya tidak berisi jumlah tersebut, namun sudah dikurangi. Di sini menurut MAK, disinyalir dispenser pengisian BBM sudah di modifikasi entah oleh pegawainya atau secara sengaja dilakukan pemilik SPBU.

Meski untuk mengetahui kecurangan ini perlu adanya alat ukur lebih terperinci seperti yang dilakukan Badan Metrologi, namun pembeli juga bisa mengetahuinya jika dia jeli dengan kapasitas tangki motor dengan spesifikasi mesin sepeda motor belum di modifikasi.

MAK sendiri mengakui jika kecurangan yang pernah dilakukan hanya sekedar menjual kuitansi kosong. Karena di tempatnya bekerja memang menjadi langganan para sopir pembawa barang dari perusahaan, biasanya MAK bekerjasama untuk menjual kuitansi kosong sudah di cap resmi SPBU. Meski saat ini kebanyakan SPBU jarang menggunakan kuitansi manual, namun beberapa SPBU ada juga yang masih menggunakan ini.

Misal, sopir tersebut membeli bensin Rp 50 ribu, kemudian kuitansi yang diberikan sebesar Rp 150 ribu. "Paling sering mainkan bon (kuitansi)," tutur MAK.

Kecurangan berupa mengelabui pelanggan dengan mengurangi takaran tidak sesuai jumlah pembelian disebut main keong. Misal jika pembeli membeli BBM dengan nominal Rp 15 ribu kemudian pegawai SPBU buru-buru dikembalikan ke angka 0, bensin yang masuk hanya sekitar Rp 13 ribu.

"Bahasanya maen keong, kalo misalnya beli Rp 15 ribu terus di kasih cuma Rp 13 ribu, terus mesinnya buru-buru di netralin ke angka 0 lagi, pembeli enggak tahu kalo yang masuk ke tangkinya cuma Rp 13 ribu," ujar MAK. Biasanya modus ini dilakukan pegawai SPBU ketika terjadi antrean panjang dan saat pembeli lengah.

Tanda Ciri SPBU Nakal


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita mengisi bahan bakar di pombensin atau di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) agar tidak terkena kelicikan sebagian oknum petugas SPBU yang berbuat curang. Antara lain dengan cara :

Perhatikanlah meteran/argo analog atau digital yang ada di SPBU. Pastikan bahwa angka pembelian anda sesuai dengan angka yang tertera pada argo. Misalnya anda membeli Rp. 215.000,00 dan petugas pun menekan tombol yang jumlahnya Rp. 215.000,00.

Maka pastikan ketika selesai transaksi, angka pada argo berada pada angka Rp. 215.000. Bila kita lengah dan tidak memperhatikan angka pada argo apalagi kalau kita tetap di dalam mobil, maka petugas yang nakal akan berhenti memompa bensin pada mobil anda pada angka 205.000 ribu misalnya. Jadi ada selisih Rp . 10.000,00 karena anda tidak memperhatikan argo.

Perhatikanlah argo/meteran. Jika angka pada meteran terlihat berkedip-kedip dan yang terlihat hanya garis-garis angkanya atau tiba-tiba meloncat angkanya argonya, misalnya dari Rp.80.000,00 dan langsung ke angka Rp. 100.000,00.

Maka bisa dipastikan bahwa SPBU tersebut telah melakukan kecurangan. Beberapa oknum SPBU melakukan trik ini untuk meraup keuntungan. Argo SPBU bisa didesain angkanya agar tiba-tiba melompat. Trik ini tidak menguntungkan pegawai tetapi pemilik SPBU yang bersangkutan, karena jumlah uang yang masuk tetap tercatat dengan benar sesuai dengan argo sementara BBM yang keluar sedikit.

Sanksi Bagi SPBU Yang Curang Nakal


Di wawancara terpisah, salah seorang pegawai SPBU berisial BM, 29 tahun dengan pangkat pengawas punya penjelasan berbeda soal praktik kecurangan di SPBU. Menurut dia kecurangan di SPBU harus dilihat dulu titik persoalannya. Misal jika kecurangan itu dilakukan melalui mesin dispenser pompa bensin, bisa jadi memang mesin tersebut eror bukan lantaran disengaja.

"Bisa dibilang ada kecurangan dasarnya apa dulu," ujar BM melalui pesan Blackberry. BM bekerja sebagai pegawai SPBU sudah hampir 10 tahun. Dia pun sudah beberapa kali pindah tempat dan saat ini bekerja di salah satu SPBU daerah Kota Tangerang.

BM menjelaskan jika kecurangan dilakukan oleh SPBU berlogo Pasti Pas diyakini dia kemungkinan kecil jarang terjadi. Sebab, setiap SPBU berlogo Pasti Pas sudah pasti menjalankan standar operasi yang ditentukan PT Pertamina. Sebagai contoh kecil, mulai dari pelayanan, pembeli akan dilayani dengan ramah. "Wajib memberi Senyum, Salam dan Sapa yang dikenal dengan 3S," ujar BM.

Hal senada juga dipertegas Juru Bicara PT Pertamina Wianda Pusponegoro. Kepada merdeka.com Wianda mengatakan jika pemeriksaan rutin secara berkala terus dilakukan PT Pertamina. Jika ditemukan adanya kecurangan, PT Pertamina akan memberikan sanksi.

"Bila libatkan oknum operator maka ada disipliner hingga PHK. Kalo institusi hingga pemutusan hubungan usaha," ujar Wianda melalui pesan WhatsApp.

Pemeriksaan itu menurut Wianda dilakukan secara acak. Meski demikian dia menegaskan jika sampai saat ini PT Pertamina belum menemukan adanya kecurangan yang dilakukan oleh operator maupun pemilik SPBU. "Random namun dengan interval sebulan sekali melalui pemeriksa di luar pemeriksa internal," katanya.

Sumber : merdeka.com.

1 komentar


EmoticonEmoticon